Setidaknya satu kelompok masyarakat sipil Kamboja telah menghapus video musik berjudul Pekerja Darah yang direkam oleh rapper kontroversial Kea Sokun, dan lainnya diharapkan mengikuti tuntutan serupa dari polisi setelah pengaduan diajukan oleh Kementerian Kebudayaan.
Kelompok hak asasi manusia Licadho mengatakan direktur operasinya diberitahu selama wawancara polisi pada 9 Januari bahwa penolakan untuk menghapus video musik dari media sosial dan situs webnya akan mengakibatkan tindakan hukum oleh pihak berwenang.
“Untuk menghindari tindakan hukum lebih lanjut, Licadho menghapus video musik dari Facebook tadi malam dan dari situs hari ini. Halaman yang disensor tetap di tempatnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Licadho mengatakan yakin bahwa video musik tersebut bukanlah hasutan, dan pidato yang dilindungi di bawah Konstitusi Kamboja.
“Kami sedih dengan pembatasan kebebasan berekspresi ini. Ini adalah pertama kalinya dalam 30 tahun sejarah Licadho bahwa pemerintah telah mengambil tindakan hukum sebagai akibat dari keluhan terkait postingan di Facebook dan situs web organisasi tersebut,” tambahnya.
Video tersebut menceritakan tindakan keras pemerintah yang mematikan terhadap protes pekerja pada Januari 2014, yang menyebabkan sedikitnya empat orang tewas dan 40 lainnya luka-luka. Sumber lain mengatakan tujuh orang tewas.
“Selama sembilan tahun terakhir, mereka dibiarkan dengan rasa sakit dan kesedihan dan kesedihan dengan gerakan penuh darah,” menurut terjemahan video musik oleh Voice of Democracy. “Tidak ada yang tahu, dan mereka telah menunggu keadilan selama sembilan tahun terakhir, menunggu begitu lama tetapi tidak ada yang bertanggung jawab.”
Tindakan keras berdarah itu disalahkan pada pejabat dari Distrik Daun Penh yang telah mengawasi pengerahan keamanan dan pemukulan warga sipil di Freedom Park di Phnom Penh, di tengah protes berkepanjangan oleh para pendukung Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang sekarang dilarang.
Media lokal melaporkan bahwa polisi juga akan bertemu dengan Pusat Aliansi Buruh dan Hak Asasi Manusia, Koalisi Komunitas Petani Kamboja dan Asosiasi Demokrasi Independen Ekonomi Informal, sehubungan dengan video tersebut.
Lirik dan lagu Kea Sokun yang kontroversial sering mengkritik pemerintah Kamboja dan menargetkan penanganan pemerintah atas sengketa perbatasan dengan Vietnam dan menyalahkan kepemimpinan atas kesulitan ekonomi negara tersebut.
Dia adalah salah satu dari ratusan orang yang ditangkap dalam beberapa tahun terakhir, dihukum karena menghasut dan dipenjara. Kea Sokun dibebaskan lebih awal dari penjara pada September 2021 setelah menghabiskan hampir satu tahun di balik jeruji besi.
Satu lagu yang menyinggung mengumpulkan lebih dari 4,2 juta tampilan di YouTube dan di bawah hukum Kamboja menjamin hukuman penjara 18 bulan, dikurangi waktu yang sudah dijalani. Salah satu lagunya berjudul Aku Menentang Diktator.
Catatan kriminalnya dikutip dalam surat yang ditulis oleh Menteri Kebudayaan Phoeurng Sackona yang kemudian dikirim ke Kapolres Neth Savoeun, memintanya mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran Pekerja Darah di media sosial.